Halaman

Rabu, 15 Januari 2014

Kumpulan Tarian di NTB



11.Tari Gandrung

Tari Gandrung adalah seni tari asal Lombok yang populer di kalangan suku Sasak. Tari Gandrung juga disebut dengan Jangger. Beberapa sejarahwan mengatakan bahwa tari gandrung sudah ada sejak zaman Erlangga di Jawa Timur.
Tari ini lahir dalam keadaan saat tersedia perangkat gameran untuk menghibur para prajurit yang pulang dari medan perang. Pada saat itu prajurit ingin bergembira dan bersukaria, lantas datanglah seorang wanita cantik yang menari dan mengajak para prajurit yang dikehendakinya untuk menari. Acara ini terus berlanjut dengan penari yang berganti-ganti dan mengajak satu per satu prajurit itu menari bersama. Tari Gandrung biasanya dilakukan pada sebuah arena yang dikelilingi penonton. Diantara penonton tersebut adalah sekaligus sebagai calon penari Gandrung. Dalam bahasa Sasak disebut dengan “pengibing” atau “ngibing” yang berarti menari.
Secara umum tari gandrung terdrii dari 3 bagian yakni bapangan, gandrangan dan parianom. Bapangan adalah bagian dimana penari Gandrung digambarkan sedang memperkenalkan diri kepada penonton dengan mengitari arena tempat ia menari. Selanjutnya adalah gandrangan yakni saat penari dengan gerakan lincah mengitari arena dengan kipas di tangan seperti burung elang yang mengincar mangsa. Biasanya penonton di barisan depanlah yang dilirik oleh penari, selanjutnya ia akan memilih satu penonton untuk menemaninya menari dengan cara menyentuhkan atau melemparkan kipasnya pada seorang atau lebih untuk menjadi pasangan menari. Gerakan sentuhan kipas ini disebut dengan tepekan. Bagian yang ketiga adalah parianom yakni saat tarian hanya diiringi redep dan suling, dibantu dengan suara gendang, petuk, rincik dan gong. Dalam bagian ini penari Gandrung akan melengkapi tariannya dengan nyanyian yang disebut dengan besandaran.
Penyebaran tari Gandrung di Lombok cukup merata terlihat dari berbagai aliran tari gandrung. Seperti Gandrung Bertais dari daerah Bertais dan Dasan Tereng yang masih mempertahankan keaslian tradisi tari Gandrung.
Peralatan musik yang biasanya digunakan untuk mengiringi tari Gandrung disebut dengan gamelan dengan ragam yang mengalami perubahan dari masa ke masa. Nah, menariknya, pada awal dipentaskan di depan khalayak, tari Gandrung dimainkan oleh penari pria. Tetapi kemudian kini dimainkan juga oleh penari wanita. Nah, tarian ini biasanya dipertunjukkan saat musim panen


2. Tari Tandang mendet

Tari tandang mendet/ tarian perang merupakan salah satu tarian yang ada sejak zaman kejayaan Kerajaan Selaparang yang menggambarkan olah ke-prajuritan atau peperangan.
Tarian ini dimainkan oleh belasan orang yang berpakaian lengkap dengan membawa tombak, tameng, kelewang (pedang) dan diringi Gendang Beleq serta syair-syair yang menceritakan tentang keperkasaan dan perjuangan, tarian ini bisa ditemui di Sembalun.
3.Rudat

            Tari Rudat adalah sebuah tari tradisional yang masih banyak terdapat di Pulau Lombok.Dibawakan oleh 13 penari yang berdandan mirip prajurit.Berbaju lengan panjang warna kuning, celana sebatas lutut warna biru, berkopiah panjang mirip Aladin warna merah yang dililit kain warna putih atau biasa disebut tarbus.Mereka dipimpin oleh seorang komandan yang mengenakan kopiah mirip mahkota, lengkap dengan pedangdi tangan.Biasanya tarian ini dibawakan pada saat upacara khitanan, katam Al Quran, Maulid Nabi peringatan Isra Mi’raj, dan peringatan hari-hari besar Islam lainnya.
Pada awalnya, tari rudat tumbuh dan berkembang di pesantren sebagai sarana dakwah.Seiring berjalannya waktu, tarian ini menjadi tarian rakyat.Tak heran, kita pun bisa dengan mudah menjumpainya di daerah Kuningan, Banten, Lampung, bahkan di Karangasem Bali.
Tari Rudat ditarikan sambil menyanyi dengan lagu yang melodi dan iramanya seperti lagu melayu.Syairnya ada yang berbahasa Arab dan ada pula yang berbahasa Indonesia. Tari Rudat diiringi sejumlah alat musik rebana yang terdiri dari jidur, rebana, dap, mandolin dan biola. Gerak tarian rudat merupakan  gerak seni bela diri pencak silat yang menggambarkan sikap waspada dan siap siaga prajurit Islam tempo dulu.
Itulah sebabnya, mereka banyak menggunakan gerakan tangan dan kaki. Kadang tangan diayun kiri kanan, kadang mirip gelombang, tapi di saat lain mereka melakukan gerakan memukul dan menendang.
Sesungguhnya asal-usul kesenian rudat sampai saat ini masih belum begitu jelas.Sebagian berpendapat, bahwa kesenian rudat ini merupakan perkembangan dari zikir zaman dan burdah, yaitu zikir yang disertai gerakan pencak silat.Burdah adalah nyanyian yang diiringi seperangkat rebana ukuran besar.
Pendapat lain mengatakan, konon tari ini berasal dari Turki yang masuk bersama penyebaran agama Islam di Indonesia pada abad XV. Itulah sebabnya, tarian ini kentara sekali warna Islamnya, terutama dalam lagu dan musiknya.Di Lombok Timur dapat kita jumpai dan saksikan hampir di semua Kecamatan.
Secara terminologi, rudat berasal dari kata “raudhah” yang berarti taman bunga. “Raudhah” juga digunakan untuk menyebut taman nabi yang terletak di masjid Nabawi, Madinah. Jumlah pemain tari rudat dibatasi jumlahnya, berkisar antara 12 sampai 24 orang, mulai dari penabuh waditra, penari, dan penyanyi

4. Tari Gendang Beleq

Tari Gendang Beleq adalah salah satu tarian dari Lombok, dinamakan demikian karena memakai gendang yang sangat besar. Kesenian Gendang Beleq sudah menjadi tradisi  di Suku Sasak sejak lama dan merupakan kesenian peninggalan Kerajaan Selaparang Lombok yang menguasai sebagian wilayah pulau Lombok bagian timur pada zaman kerajaan Anak Agung. Disebut Gendang Beleq, karena menggunakan Gendang berukuran besar yang dalam bahasa sasak disebut Beleq.     Kesenian Gendang Beleq, awal masuknya di pulau Lombok, digunakan oleh para tokoh agama untuk menyebarkan islam di daerah ini. Saat itu, kesenian ini dimainkan untuk mengumpulkan warga, yang akan diberikan ceramah agama maupun kegiatan keagamaanlainnya.
            Untuk memainkan kesenian ini membutuhkan kekompakan dalam kelompok, sehingga harus dimainkan secara utuh. Musik yang dimainkan, tari yang ditampilkan dalam kesenian Gendang Beleq, menggambarkan jiwa satria masyarakat Suku Sasak Lombok dalam mempertahankandaerahnya.
             Pada zaman kerajaan Selaparang, biasanya tari Gendang Beleq dipentaskan untuk melepas prajurit ke medan perang. Tujuannya, agar para prajurit yang akan berlaga di medan pertempuran tetap bersemangat dan bergairah untuk membela daerahnya saat itu. Demikian juga setelah prajurit pulang dari medan pertempuran, disambut kesenian Gendang Beleq di pintu masuk desa, sebagai rasa syukur atas perjuangan mereka. Tradisi Gendang beleq masih dilakukan hingga saat ini untuk menyambut tamu undangan.

5. Tari Sere

Pada masa kejayaan kesultanan Bima, banyak sekali tarian dan kreasi seni yang diciptakan. Secara umum, tarian tradisional Bima dibagi dalam tiga kelompok, YaItu Tari klasik Istana atau yang dikenal dengan Mpa’a Asi, Tarian Rakyat atau Mpa’a Ari Mai Ba Asi, serta tarian Donggo. Tarian Donggo adalah tarian yang dikreasi oleh masyarakat Donggo dan ditujukkan untuk upacara-upacara Adat.
Tari Sere merupakan tari klasik Istana. Tari ini diciptakan oleh Sultan Abdul Khair Sirajuddin, dimainkan oleh dua orang perwira kesultanan, bersenjatakan tombak dan perisai. Dengan wajah perkasa serta keberanian yang membara, dua perwira melompat dan berlari ke segala penjuru, berenjatakan tombak menyerang dan menangkis serangan musuh. Sebagai pancaran menghadapi musuh – musuh Dou Labo Dana (Rakyat dan Negeri).
Para penari selalu melakukan gerakan melompat sambil berlari, oleh sebab itu tari ini di berinama mpa’a sere , yang berarti melompat sambil berlari (sere). Tari ini diiringi musik tambu (tambur). Hingga kini, Sere masih tetap eksis, dan selalu digelar/dipertunjukkan pada saat penyambutan tamu-tamu penting pada acara-acara Pemerintah maupun perayaan Hanta UA PUA.
6. TARI NGURI 

 Tari nguri merupakan tari kreasi baru yang bertemakan penyambutan dan persembahan.Tari ini pada mulanya diilhami oleh suasana kehidupan seputar istana sumbawa, ketika raja ditimpa duka beruntun, maka beberapa wanita datang menghadap dengan tujuan menghibur, melahirkan ucapan yang lemah lembut (menyentu), istilah daerahnya disebut ''Kuri'',sembari mempersembakan sesuatu yang mengurangi kedukaan sang raja.
Nguri berasal dari kata Guri, artinya perkataan dan tingkah laku yang lemah lembut untuk menghibur sang raja yang sedang berduka atau terkena musibah. Berangkat dari tradisi ini kemudian diangkat menjadi sebuah karya tari. Kini, tari ini dimaknai sebagai simbol penghormatan dan gambaran keterbukaan serta keramah-tamahan masyarakat Sumbawa.
Nampak jelas dalam gerak tari ini tercermin gerak tanak,redat,linting,sere,basalunte dan lain-lain yang merupakanTari Sumbawa.
7. Tari batu nganga

Tari Batu Nganga merupakan sebuah tari yang berasal dari Nusa Tenggara Barat. Tarian ini berisi cerita rakyat yang menceritakan tentang putri raja yang dicintai oleh rakyatnya. Putri tersebut diceritakan masuk ke dalam batu. Juga diceritakan permohonan rakyat agar sang putri dapat keluar dari dalam batu tersebut.























Tidak ada komentar:

Posting Komentar