11.Tari Gandrung
Tari Gandrung adalah seni tari asal Lombok yang populer di
kalangan suku Sasak. Tari Gandrung juga disebut dengan Jangger. Beberapa
sejarahwan mengatakan bahwa tari gandrung sudah ada sejak zaman Erlangga di
Jawa Timur.
Tari ini lahir dalam keadaan saat tersedia perangkat gameran untuk
menghibur para prajurit yang pulang dari medan perang. Pada saat itu prajurit
ingin bergembira dan bersukaria, lantas datanglah seorang wanita cantik yang
menari dan mengajak para prajurit yang dikehendakinya untuk menari. Acara ini
terus berlanjut dengan penari yang berganti-ganti dan mengajak satu per satu
prajurit itu menari bersama. Tari Gandrung biasanya dilakukan pada sebuah arena
yang dikelilingi penonton. Diantara penonton tersebut adalah sekaligus sebagai
calon penari Gandrung. Dalam bahasa Sasak disebut dengan “pengibing” atau
“ngibing” yang berarti menari.
Secara umum tari gandrung terdrii dari 3 bagian yakni bapangan,
gandrangan dan parianom. Bapangan adalah bagian dimana penari Gandrung
digambarkan sedang memperkenalkan diri kepada penonton dengan mengitari arena
tempat ia menari. Selanjutnya adalah gandrangan yakni saat penari dengan
gerakan lincah mengitari arena dengan kipas di tangan seperti burung elang yang
mengincar mangsa. Biasanya penonton di barisan depanlah yang dilirik oleh
penari, selanjutnya ia akan memilih satu penonton untuk menemaninya menari
dengan cara menyentuhkan atau melemparkan kipasnya pada seorang atau lebih
untuk menjadi pasangan menari. Gerakan sentuhan kipas ini disebut dengan
tepekan. Bagian yang ketiga adalah parianom yakni saat tarian hanya diiringi
redep dan suling, dibantu dengan suara gendang, petuk, rincik dan gong. Dalam
bagian ini penari Gandrung akan melengkapi tariannya dengan nyanyian yang disebut
dengan besandaran.
Penyebaran tari Gandrung di Lombok cukup merata terlihat dari
berbagai aliran tari gandrung. Seperti Gandrung Bertais dari daerah Bertais dan
Dasan Tereng yang masih mempertahankan keaslian tradisi tari Gandrung.
Peralatan musik yang biasanya digunakan untuk mengiringi tari
Gandrung disebut dengan gamelan dengan ragam yang mengalami perubahan dari masa
ke masa. Nah, menariknya, pada awal dipentaskan di depan khalayak, tari
Gandrung dimainkan oleh penari pria. Tetapi kemudian kini dimainkan juga oleh
penari wanita. Nah, tarian ini biasanya dipertunjukkan saat musim panen
2. Tari Tandang
mendet
Tari tandang
mendet/ tarian perang merupakan salah satu tarian yang ada sejak zaman kejayaan
Kerajaan Selaparang yang menggambarkan olah ke-prajuritan atau peperangan.
Tarian ini
dimainkan oleh belasan orang yang berpakaian lengkap dengan membawa tombak,
tameng, kelewang (pedang) dan diringi Gendang Beleq serta syair-syair yang
menceritakan tentang keperkasaan dan perjuangan, tarian ini bisa ditemui di
Sembalun.
3.Rudat
Tari Rudat adalah sebuah tari tradisional yang masih banyak terdapat di Pulau Lombok.Dibawakan oleh 13 penari yang berdandan mirip prajurit.Berbaju lengan panjang warna kuning, celana sebatas lutut warna biru, berkopiah panjang mirip Aladin warna merah yang dililit kain warna putih atau biasa disebut tarbus.Mereka dipimpin oleh seorang komandan yang mengenakan kopiah mirip mahkota, lengkap dengan pedangdi tangan.Biasanya tarian ini dibawakan pada saat upacara khitanan, katam Al Quran, Maulid Nabi peringatan Isra Mi’raj, dan peringatan hari-hari besar Islam lainnya.
Pada awalnya, tari rudat tumbuh dan berkembang
di pesantren sebagai sarana dakwah.Seiring berjalannya waktu, tarian ini
menjadi tarian rakyat.Tak heran, kita pun bisa dengan mudah menjumpainya di
daerah Kuningan, Banten, Lampung, bahkan di Karangasem Bali.
Tari Rudat ditarikan sambil menyanyi dengan
lagu yang melodi dan iramanya seperti lagu melayu.Syairnya ada yang berbahasa
Arab dan ada pula yang berbahasa Indonesia. Tari Rudat diiringi sejumlah alat
musik rebana yang terdiri dari jidur, rebana, dap, mandolin dan biola. Gerak
tarian rudat merupakan gerak seni bela diri pencak silat yang
menggambarkan sikap waspada dan siap siaga prajurit Islam tempo dulu.
Itulah sebabnya, mereka banyak menggunakan
gerakan tangan dan kaki. Kadang tangan diayun kiri kanan, kadang mirip
gelombang, tapi di saat lain mereka melakukan gerakan memukul dan menendang.
Sesungguhnya asal-usul kesenian rudat sampai
saat ini masih belum begitu jelas.Sebagian berpendapat, bahwa kesenian rudat
ini merupakan perkembangan dari zikir zaman dan burdah, yaitu zikir yang
disertai gerakan pencak silat.Burdah adalah nyanyian yang diiringi seperangkat
rebana ukuran besar.
Pendapat lain mengatakan, konon tari ini
berasal dari Turki yang masuk bersama penyebaran agama Islam di Indonesia pada
abad XV. Itulah sebabnya, tarian ini kentara sekali warna Islamnya, terutama
dalam lagu dan musiknya.Di Lombok Timur dapat kita jumpai dan saksikan hampir
di semua Kecamatan.
Secara terminologi, rudat berasal dari kata
“raudhah” yang berarti taman bunga. “Raudhah” juga digunakan untuk menyebut
taman nabi yang terletak di masjid Nabawi, Madinah. Jumlah pemain tari rudat
dibatasi jumlahnya, berkisar antara 12 sampai 24 orang, mulai dari penabuh
waditra, penari, dan penyanyi
4. Tari
Gendang Beleq
Tari
Gendang Beleq adalah salah satu tarian dari Lombok, dinamakan demikian karena
memakai gendang yang sangat besar. Kesenian Gendang Beleq sudah menjadi tradisi
di Suku Sasak sejak lama dan merupakan kesenian peninggalan Kerajaan
Selaparang Lombok yang menguasai sebagian wilayah pulau Lombok bagian timur
pada zaman kerajaan Anak Agung. Disebut Gendang Beleq, karena menggunakan
Gendang berukuran besar yang dalam bahasa sasak disebut
Beleq. Kesenian Gendang Beleq, awal masuknya di pulau
Lombok, digunakan oleh para tokoh agama untuk menyebarkan islam di daerah ini.
Saat itu, kesenian ini dimainkan untuk mengumpulkan warga, yang akan diberikan
ceramah agama maupun kegiatan keagamaanlainnya.
Untuk memainkan kesenian ini membutuhkan kekompakan dalam kelompok, sehingga harus dimainkan secara utuh. Musik yang dimainkan, tari yang ditampilkan dalam kesenian Gendang Beleq, menggambarkan jiwa satria masyarakat Suku Sasak Lombok dalam mempertahankandaerahnya.
Pada zaman kerajaan Selaparang, biasanya tari Gendang Beleq dipentaskan untuk melepas prajurit ke medan perang. Tujuannya, agar para prajurit yang akan berlaga di medan pertempuran tetap bersemangat dan bergairah untuk membela daerahnya saat itu. Demikian juga setelah prajurit pulang dari medan pertempuran, disambut kesenian Gendang Beleq di pintu masuk desa, sebagai rasa syukur atas perjuangan mereka. Tradisi Gendang beleq masih dilakukan hingga saat ini untuk menyambut tamu undangan.
Untuk memainkan kesenian ini membutuhkan kekompakan dalam kelompok, sehingga harus dimainkan secara utuh. Musik yang dimainkan, tari yang ditampilkan dalam kesenian Gendang Beleq, menggambarkan jiwa satria masyarakat Suku Sasak Lombok dalam mempertahankandaerahnya.
Pada zaman kerajaan Selaparang, biasanya tari Gendang Beleq dipentaskan untuk melepas prajurit ke medan perang. Tujuannya, agar para prajurit yang akan berlaga di medan pertempuran tetap bersemangat dan bergairah untuk membela daerahnya saat itu. Demikian juga setelah prajurit pulang dari medan pertempuran, disambut kesenian Gendang Beleq di pintu masuk desa, sebagai rasa syukur atas perjuangan mereka. Tradisi Gendang beleq masih dilakukan hingga saat ini untuk menyambut tamu undangan.
5. Tari Sere
Pada masa kejayaan kesultanan Bima, banyak sekali tarian dan
kreasi seni yang diciptakan. Secara umum, tarian tradisional Bima dibagi dalam
tiga kelompok, YaItu Tari klasik Istana atau yang dikenal dengan Mpa’a Asi,
Tarian Rakyat atau Mpa’a Ari Mai Ba Asi, serta tarian Donggo. Tarian Donggo
adalah tarian yang dikreasi oleh masyarakat Donggo dan ditujukkan untuk
upacara-upacara Adat.
Tari Sere merupakan tari klasik Istana. Tari ini diciptakan oleh
Sultan Abdul Khair Sirajuddin, dimainkan oleh dua orang perwira kesultanan,
bersenjatakan tombak dan perisai. Dengan wajah perkasa serta keberanian yang
membara, dua perwira melompat dan berlari ke segala penjuru, berenjatakan
tombak menyerang dan menangkis serangan musuh. Sebagai pancaran menghadapi
musuh – musuh Dou Labo Dana (Rakyat dan Negeri).
Para penari selalu melakukan gerakan melompat sambil berlari, oleh
sebab itu tari ini di berinama mpa’a sere , yang berarti melompat sambil
berlari (sere). Tari ini diiringi musik tambu (tambur). Hingga kini, Sere masih
tetap eksis, dan selalu digelar/dipertunjukkan pada saat penyambutan tamu-tamu
penting pada acara-acara Pemerintah maupun perayaan Hanta UA PUA.
6. TARI NGURI
Tari nguri merupakan tari kreasi baru yang bertemakan penyambutan dan persembahan.Tari ini pada mulanya diilhami oleh suasana kehidupan seputar istana sumbawa, ketika raja ditimpa duka beruntun, maka beberapa wanita datang menghadap dengan tujuan menghibur, melahirkan ucapan yang lemah lembut (menyentu), istilah daerahnya disebut ''Kuri'',sembari mempersembakan sesuatu yang mengurangi kedukaan sang raja.
Nguri berasal dari kata Guri, artinya
perkataan dan tingkah laku yang lemah lembut untuk menghibur sang raja yang
sedang berduka atau terkena musibah. Berangkat dari tradisi ini kemudian
diangkat menjadi sebuah karya tari. Kini, tari ini dimaknai sebagai simbol
penghormatan dan gambaran keterbukaan serta keramah-tamahan masyarakat Sumbawa.
Nampak jelas dalam
gerak tari ini tercermin gerak tanak,redat,linting,sere,basalunte dan lain-lain
yang merupakanTari Sumbawa.
7. Tari batu
nganga
Tari Batu Nganga merupakan sebuah tari yang berasal dari Nusa
Tenggara Barat. Tarian ini berisi cerita rakyat yang menceritakan tentang putri
raja yang dicintai oleh rakyatnya. Putri tersebut diceritakan masuk ke dalam
batu. Juga diceritakan permohonan rakyat agar sang putri dapat keluar dari
dalam batu tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar